Kamis, 17 Januari 2013

Informasi

Apabila anda ingin menanyakan informasi IMS, HIV dan AIDS lebih lanjut, bisa menghubungi :
  • pl_lsl_vesta@yahoo.co.id
  • 0274 489057

Kegiatan yang tidak menularkan HIV

Kegiatan apa saja yang tidak menularkan HIV ?
            Hampir semua kegiatan sehari-hari yang kita lakukan merupakan kegiatan yang aman dan tidak berisiko tertular HIV. Harus kita ingat kegiatan yang bisa menularkan HIV adalah berhubungan seks penetrasi tanpa kondom, penggunaan jarum suntik secara bersama-sama dan tidak steril, transfusi darah, penularan dari perempuan yang hamil (kemudian melahirkan) pada bayi yang dikandungnya (atau dilahirkannya), pemberian air susu ibu pada anaknya.
            Selain kegiatan diatas tersebut kegiatan yang lainnya bisa kita katakana aman, seperti contoh-contoh di bawah ini.
  • Makan bersama orang yang terinfeksi HIV.
  • Tinggal bersama orang yang terinfeksi HIV.
  • Penggunaan kamar kecil (WC) bersama.
  • Bersin/batuk.
  • Berolah raga bersama (keringat).
  • Bekerja bersama orang yang terinfeksi HIV.
  • Gigitan nyamuk.
  • Dll.



Jumat, 11 Januari 2013

Cara mencegah penularan HIV






A! Abstinence atau tidak berhubungan seks sama sekali. Apabila kita memilih “A” sebagai alternative pencegahan maka di jamin 100% kita akan terhindar dari risiko penularan HIV melalui hubungan atau kontak seksual.
 
      B!  Be Faithfull atau saling setia dengan pasangan. Tidak berganti-ganti pasangan seks dan saling setia adalah perilaku yang juga bisa dikatakan sangat aman dari risiko penularan HIV. Tentunya dengan catatan benar-benar saling setia satu dengan yang lainnya. Bukannya yang satu setia pada pasangan tetapnya, tetapi pasangannya tidak setia dengan dia.

C! Condom atau kondom adalah tawaran alternative yang tepat buat siapa saja yang memiliki perilaku berganti-ganti pasangan atau memiliki banyak pasangan dalam waktu yang bersamaan.
Karena risiko bisa datang dari pasangan yang manapun juga apabila kita memiliki lebih dari satu pasangan atau sering berganti-ganti pasangan maka gunakanlah kondom setiap kali berhubungan sekssual penetrasi atau oral seks.
Kondom laki-laki atau kondom perempuan bisa menjadi alternative untuk aman. Zaman sekarang kondom laki-laki sangat beragam, pilihlah sesuai keinginan dan ketertarikan untuk kenyamanan dan menjaga kwalitas hubungan seksual tetap seperti yang diinginkan.

D! Jangan pernah menggunakan atau mengkonsumsi napza dengan menggunakan jarum suntik. Risiko penggunaan napza dengan jarum suntik ini sangat tinggi.
Biasanya risiko pada konsumsi napza dengan jarum suntik ini dikarenakan saling bertukar-pakai jarum suntik dalam keadaan tidak bersih atau steril sehingga memungkinkan perpindahan virus HIV dari pengguna satu kepada pengguna lainnya.
Biasanya upaya untuk menurunkan risiko untuk mencegah penularan melalui jarum suntik adalah dengan mensterilkan jarum suntik yang dipakai atau tidak menggunakan jarum suntik yang sama dengan orang lain. Pada kondisi umum perlu diinformasikan pada masyarakat tentang kewaspasaan umum, misalnya idak saling meminjamkan pisau cukur atau gunting kuku.

E! Edukasi atau pendidikan. Bagi anda yang tahu dan faham tentang HIV dan AIDS maka Anda bisa menghembuskan informasi mengenai IMS, HIV dan AIDS kepada orang lain.

Penularan HIV


HIV menular melalui :

  1. Darah : transfusi darah dengan darah yang sudah tercemar HIV, berganti-gantian jarum suntik dalam penggunaan narkoba suntik. 
  2. Cairan Sperma :  hubungan seks berisiko tanpa menggunakan kondom.
  3. Cairan Vagina : hubungan seks berisiko tanpa menggunakan kondom. 
  4. Ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya : saat mengandung, melahirkan atau menyusui. 


 

Selasa, 08 Januari 2013

Fenomena Gunung Es



Fenomena Gunung Es


Penyebaran HIV/AIDS sulit untuk diketahui karena tidak semua orang mau  memeriksakan diri untuk tes HIV secara sukarela. Penyebaran epidemi HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es.  Bagian es yang muncul di permukaan air, hanyalah sebagian kecil jika dibandingkan dengan bagian es yang terletak di bawah permukaan air.






Menurut WHO


Di negara-negara yang belum melakukan tes HIV secara merata karena tidak mau secara sukarela atau sebab lainnya, untuk setiap kasus HIV positif yang terdeteksi dianggap terdapat 100 orang yang sudah terinfeksi HIV tetapi belum  terdeteksi. Artinya, jumlah kasus HIV+ yang terdeteksi dapat dianggap hanya satu per seratus dari kasus yang sesungguhnya terjadi.